Realita Pengemis
Sekarang
ini, pekerjaan sudah sangat sulit untuk dicari. Terlebih lagi untuk orang yang
tidak mengayomi pendidikan tinggi. Banyak dibuka lowongan pekerjaan yang
mensyaratkan harus menempuh pendidikan minimal S1 atau SMA. Ini dikarenakan
orang yang menempuh pendidikan nantinya akan melahirkan ijazah dan skill. Meskipun ada skill tapi tidak di
dukung oleh pendidikan pun orang akan ragu untuk memperkerjakannya. Realitanya
sekarang kita lihat ijazah pendidikan menjadi tolak ukur untuk memperoleh
pekerjaan. Kurangnya skill dan
pendidikan yang dimiliki mengakibatkan banyaknya pengangguran. Mungkin ada
sebagian orang yang terus berusaha mencari pekerjaan dan tidak meminta minta,
sebagian orang lagi mungkin pasrah akan keadaan dan meminta-minta kepada orang lain
atau sering kita sebut dengan pengemis.
Pada
hari jumat malam tepatnya pukul 20.00 WIB saya bersama teman saya mengunjungi
salah satu tempat makan di kota Banda Aceh yaitu Canai Mamak yang terletak di
daerah Pango. Saya pergi ke tempat ini dengan tujuan untuk meneliti orang yang
mengemis, karena saya perhatikan banyak pengemis yang meminta minta di Canai
Mamak ini. Setelah saya duduk, tak lama datanglah dua orang pengemis. Jika
diperhatikan bisa jadi mereka suami istri dengan keadaan suami ini tidak bisa
melihat atau buta sehingga di tuntun jalannya oleh sang istri. Mereka meminta-minta
seperti biasa, beralih dari satu meja ke meja lainnya. Bapak yang dituntun
jalannya oleh sang istri mengenakan pakaian putih lengkap dengan peci, dan
istrinya memakai pakaian terusan dan jelbab kurung. Teman saya
mengatakan apakah benar suami nya buta atau tidak, saya pun sebenarnya kurang yakin
tetapi sebagai umat muslim kita harus selalu berbaik sangka dan tidak boleh
berburuk sangka, jika mereka berbohong itu adalah urusan mereka dengan Allah
swt. Saya pun diam diam mengambil foto mereka, tetapi tidak terlalu jelas
karena saya takut ketahuan.
Kemudian
setelah beberapa lama mereka meminta minta ke seluruh meja di Canai Mamak,
mereka keluar. Saya pun ikut keluar dengan alibi memegang handphone seolah olah
sedang menelfon seseorang. Kemudian saya perhatikan mereka jalan agak jauh dari
Canai Mamak kemudian mereka memanggil becak. Saya mencoba mendokumentasikannya
tetapi gagal, dikarenakan tidak ingin mencurigakan dan saat itu malam sehingga
harus menghidupkan flash dan jika menghidupkan flash mereka akan tau bahwa
sedang difoto.
Saya
heran, bukankah becak di daerah Banda Aceh ini tergolong mahal. Saya khawatir
bahwa mereka sendiri berkecukupan, mereka meminta minta karena lantaran malas
bekerja. Padahal istrinya dapat dilihat masih tergolong sehat. Jika mereka mau
tidak meminta minta istrinya bisa mencari pekerjaan lain seperti menawarkan jasa
gosok ataupun jasa cuci baju. Tetapi sekarang kita lihat bahwa pengemis bahkan
lebih kaya daripada orang yang memberikan uang untuk pengemis. Banyak juga saya
mendengar dari teman saya, rumah orang yang mengemis sangat besar. Dapat kita
hitung, sehari mereka mengemis mungkin ada lima rumah makan yang
dikunjungi, jika satu rumah makan
berisikan 20 orang dan memberi mereka masing masing Rp 1000, maka satu rumah
makan menghasilkan Rp 20.000 dan jika dikalikan dengan lima rumah makan maka
sehari mereka mendapatkan Rp 100.000, jika sebulan menghasilkan Rp 3.000.000.
bayangkan saja gaji mereka setara dengan PNS yang bekerja dari pagi sampai sore
sedangkan mereka mungkin hanya setengah hari atau kurang.
Berhati-hatilah
dalam memberikan sedekah. Terkadang kita memberikan kepada orang yang
sebenarnya punya lebih tetapi mereka malas bekerja. Jika ingin memberikan
bantuan, berikanlah pekerjaan jangan memberikan uang karena uang dapat membuat
orang malas tetapi pekerjaan membuat orang rajin.
Berikut saya lampirkan beberapa foto pengemis tersebut